Minggu, 20 Januari 2019

DALIL DALIL PENINGKATAN 'AMAL IBADAH


BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN Allah SWT berfirman: وَسَارِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ  "Dan berlombahlah kalian mencari ampunan dari Tuhanmu dan untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 133) Allah SWT berfirman: ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ   ۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِۢالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ ۗ  "Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang berlomba berbuat kebaikan-kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar." (QS. Fatir 35: Ayat 32) INTROSPEKSI DIRI Allah SWT berfirman: يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18) عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ ٌ قَالَ وَمَعْنَى قَوْلِهِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ يَقُولُ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا قَبْلَ أَنْ يُحَاسَبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيُرْوَى عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا رواه الترمذی dari Syaddad bin Aus dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah." Dia berkata: Hadits ini hasan, dia berkata: Maksud sabda Nabi "Orang yang mempersiapkan diri" dia berkata: Yaitu orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum di hisab pada hari Kiamat. Dan telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khottob dia berkata: hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia." MEMANFAATKAN KESEMPATAN DENGAN SEBAIK-BAIKNYA عَنْ ابنِ عبَّاس رَضِیَ اللّٰهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ : اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ رواه الحاكم Dari Ibni 'Abas semoga Alloh meridhoi pada keduanya Rosululloh ﷺ bersabda “Memanfaatkanlah engkau pada lima perkara sebelum lima perkara : Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa longgarmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim) الزهد عن رسول الله » - ما جاء في قصر الأمل Tidak panjang angan-angan حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبَعْضِ جَسَدِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَعُدَّ نَفْسَكَ فِي أَهْلِ الْقُبُورِ فَقَالَ لِي ابْنُ عُمَرَ إِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِالْمَسَاءِ وَإِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِالصَّبَاحِ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي يَا عَبْدَ اللَّهِ مَا اسْمُكَ غَدًا قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ الْأَعْمَشُ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ نَحْوَهُ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ لَيْثٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ رواه الترمذی Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Laits dari Mujahid dari Ibnu 'Umar berkata: Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam memegang pundakku lalu bersabda: Jadilah engkau didunia seperti orang asing atau menyebrang jalan dan menyiapkanlah dirimu sebagai penghuni kubur."-sebentar lagi akan menjadi penghuni kubur. Ibnu 'Umar berkata kepadaku: Bila di waktu pagi, jangan kau bisiki dirimu bisa peroleh sore hari dan bila di waktu sore jangan bisiki dirimu bisa kau peroleh waktu pagi, manfaatkan kesehatanku sebelum kau sakit dan hidupmu sebelum kau mati karena sesungguhnya kau tidak tahu wahai hamba Allah siapa namamu esok." Berkata Abu Isa: Al A'masy meriwayatkan hadits ini dari Mujahid dari Ibnu 'Umar sepertinya. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin 'Abdah Adl Dlabyi Al Bashri telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Laits dari Mujahid dari Ibnu 'Umar dari nabi shallallahu 'alaihi wasallam Sepertinya. BERUSAHA MEMILIKI 'AMALAN ANDALAN حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ رواه مسلم Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr, telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Al 'Ala` bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah darinya amalannya kecuali tiga hal; Sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakannya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. فضائل القرآن » - اغتباط صاحب القرآن Keutamaan Al Quran » Iri dengan ahli Al-Qur'an حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ سَمِعْتُ ذَكْوَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ رواه البخاری Telah menceritakan kepada kami Ali bin Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Rauh Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sulaiman Aku mendengar Dzakwan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua perkara, yaitu; Seseorang yang telah diajari Al Quran oleh Allah, sehingga ia membacanya di waktu malam dan dan pada waktu siang, sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan mengamalkan seperti apa yang dilakukannya.' Dan seseorang laki-laki diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran, lalu orang pun berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya.'" KEUTAMAAN MENGEPOLKAN IBADAH الزهد » - الهم بالدنيا Zuhud ». Cinta dunia حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ زَائِدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي خَالِدٍ الْوَالِبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ وَلَا أَعْلَمُهُ إِلَّا قَدْ رَفَعَهُ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ صَدْرَكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ رواه ابن ماجه Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Daud dari Imran bin Zaidah dari Ayahnya dari Abu Khalid Al Walibi dari Abu Hurairah dia berkata, "Saya tidak mengetahui hadits ini melainkan ia telah memarfu'kannya (kepada Nabi), beliau bersabda, "Allah berfirman: "Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan (batin). Dan akan Aku tutupi kefakiranmu. Dan jika kamu tidak melakukannya, maka Aku akan memenuhi hatimu dengan kesibukan dan tidak akan Aku tutupi kefakiranmu." حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ صَبِيحٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبَانَ وَهُوَ الرَّقَاشِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ رواه الترمذی Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Waqi' dari Ar Rabi' bin Shabih dari Yazid bin Abban Ar Raqasyi dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menjadi tujuannya hanya kehidupan akhirat maka Allah akan memberi rasa cukup dalam hatinya, menyatukan urusannya yang berserakan dan dunia datang kepadanya dengan remeh/tanpa dia cari, dan barangsiapa yang menjadi tujuannya hanya kehidupan dunia maka Allah akan jadikan kemiskinan selalu membayang-bayangi di antara kedua matanya, dan Alloh akan mencerai beraikan urusannya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah diqodarkan baginya." حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ رواه البخاری Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Bakar bin Amru bin Hazm ia mendengar Anas bin Malik menuturkan, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu tetap menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya."

Senin, 14 Januari 2019

HUKUM WANITA YG MENSHARE GAMBAR/FOTONYA DI MEDIA SOSIAL


TAUSIAH / NASEHAT KH. KASMUDI HUKUM WANITA YG MENSHARE GAMBAR/FOTONYA DI MEDIA SOSIAL Jawab: 1) Makruh (Dibenci) Hukumnya adalah "makruh", berdasarkan keumuman dalil larangan bagi wanita muslimat ber"tabarruj" (keluar dr rumah). وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ ..dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. QS. Al-Ahzab: 33. Di zaman modern ini, tanpa harus keluar dari rumah seorang wanita dapat digolongkan *"tabarruj"* ketika dia menshare foto/gambarnya melalui media sosial spt Fb, w/a dsb. 2) Haram Hukumnya jika di dlm fotonya itu sekalipun memakai jilbab, namun dia segaja membuat mimik ekspresi wajah yg menggoda dan membangkitkan syahwat "lelaki yg normal", seperti: *sengaja memoncongkan bibir atau menggigit bibir bawah, atau atau ekspresi wajah "jablai" (jarang dibelai), sbg tanda dia adalah wanita yg kesepian atau (maaf) "gatal" dsb, maka yg demikian itu hukumnya adalah haram.* Seluruh jasad/tubuh wanita beriman adalah ibarat perhiasan sejenis batu mulia yg sangat berharga, yg oleh Sang Pencipta dikehendaki untuk dijaga (ditutup): وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ dan janganlah mereka (mukminat) menampakkan perhiasan(tubuhnya)nya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (wajah dan kedua telapak tangan). QS. An-Nur: 31 Semakin dia menjaga auratnya semakin tinggi kualitasnya dan semakin istimewa di sisi Tuhannya. Semakin dia membuka auratnya maka semakin rendah harganya atau bahkan tidak berharga sama sekali. Wanita yg melakukan hal spt itu (menshare foto dg wajah memancing perhatian) adalah wanita yg menjadikan dirinya sebagai alat maksiatnya setan: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. Dari Abdullah dari Nabi s.a.w bersabda: "Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya." HR At-Tirmidzi: 1093 Perbuatan yg demikian juga akan membuat dirinya sama dg para wanita pelacur yg sedang mempromosikan diri, na'udzu billahi min dzalik. Sbb Rasulullah s.a.w menyamakan wanita yg memakai parfum yg harumnya tercium oleh lelaki yg tdk halal baginya sebagai pezina/pelacur. عَن الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِقَوْمٍ لِيَجِدُوا رِيحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ. Dari Al-Asy'ari ia berkata; Rasulullah s.a.w bersabda: "Siapa pun dari kaum wanita yang memakai wewangian, kemudian ia melewati suatu kaum, agar mereka mencium bau wanginya, maka dia adalah wanita pezina. HR. Ahmad: 18879 Jika ditelaah secara mendalan maka dapat difahami bahwa hadits tsb mengisyaratkan bhw haram hukumnya bagi wanita melakukan segala bentuk perbuatan yg "memancing" perhatian lelaki yg tdk halal baginya. Terlebih wanita yg sdh bersuami, setiap foto dirinya yg akan dishare di media sosial harus atas izin suaminya. Jika tanpa izin suami maka hukumnya sama dengan keluar dari rumah dg tanpa izin suaminya. Sebab bagi wanita yg bersuami setiap langkahnya keluar dari rumah harus atas izin suami, bahkan untuk mendatangi sholat berjamaah ke masjid. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ وَلَكِنْ لِيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلَاتٌ. Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Janganlah kalian (suami) menghalangi kaum wanita (isteri) itu pergi ke masjid masjid Allah, akan tetapi hendaklah mereka itu pergi tanpa memakai wangi-wangian." HR. Abu Dawud: 478 Dari hadits di atas dpt difahami, bhw sholat berjamaah di masjid merupakan ibadah yg paling istimewa, itupun bagi wanita yg bersuami hrs atas izin suaminya, apa lagi hal2 yg tdk ada hubungannya dg ibadah. Semoga isteri2 kita dan anak2 wanita kita serta para wanita iman dilindungi oleh Allah dari kehinaan akibat tipu daya setan. Silahkan Di Share! Semakin banyak yang men-share semakin banyak wanita yang terselamatkan. :) Semoga bermanfaat. Ajzkro. ! Semakin banyak yang men-share semakin banyak wanita yang terselamatkan. :) Semoga bermanfaat. Ajkkhro 🙏🏼

DO'A BEPERGIAN


DERES AL-QUR'AN DAN AL-HADIST: ما يقول إذا خرج مسافرا Doa ketika akan berangkat bepergian حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ عَلِيٍّ الْمُقَدَّمِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بِشْرٍ الْخَثْعَمِيِّ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَافَرَ فَرَكِبَ رَاحِلَتَهُ قَالَ بِإِصْبَعِهِ وَمَدَّ شُعْبَةُ إِصْبَعَهُ قَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ اصْحَبْنَا بِنُصْحِكَ وَاقْلِبْنَا بِذِمَّةٍ اللَّهُمَّ ازْوِ لَنَا الْأَرْضَ وَهَوِّنْ عَلَيْنَا السَّفَرَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمُنْقَلَبِ قَالَ أَبُو عِيسَى كُنْتُ لَا أَعْرِفُ هَذَا إِلَّا مِنْ حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عَدِيٍّ حَتَّى حَدَّثَنِي بِهِ سُوَيْدٌ حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ بِمَعْنَاهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ رواه الترمذی Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Umar bin Ali Al Muqaddami, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Syu'bah dari Abdullah bin Bisyr Al Khats'ami dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam apabila bersafar dan mengendarai kendaraannya beliau isyaroh dengan menunjukkan jarinya -dan Syu'bah memanjangkan jarinya, beliau mengucapkan: *اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ اصْحَبْنَا بِنُصْحِكَ وَاقْلِبْنَا بِذِمَّةٍ اللَّهُمَّ ازْوِ لَنَا الْأَرْضَ وَهَوِّنْ عَلَيْنَا السَّفَرَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمُنْقَلَبِ* *"ALLAAHUMMA ANTASH SHAAHIBU FISSAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI, ALLAAHUMMASHHABNAA BINUSHHIKA, WAQBALNAA BIDZIMMATIN, ALLAAHUMMAZWI LANAAL ARDHA WA HAWWIN 'ALAINAS SAFARA. ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN WA'TSAA-ISSAFARI WA KA-AABATIL MUNQALABI"* "Ya Allah, Engkau adalah Teman dalam perjalanan, dan Pengganti di dalam keluarga. Ya Allah, sertailah kami dengan nasehatMu, dan kembalikanlah kami dengan jaminan-Mu. Ya Allah, dekatkanlah jarak untuk kami, dan ringankanlah perjalanan untuk kami. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari beratnya perjalanan, dan kesedihan saat kembali (kesasar)". Abu Isa berkata; dahulu aku tidak mengetahui hal ini kecuali dari hadits Ibnu Abu Adi, hingga Suwaid menceritakan kepadaku dengan hadits tersebut, telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nashr telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan sanad ini seperti itu dengan maknanya. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib dari hadits Abu Hurairah, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Syu'bah. *اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ اصْحَبْنَا بِنُصْحِكَ وَاقْلِبْنَا بِذِمَّةٍ اللَّهُمَّ ازْوِ لَنَا الْأَرْضَ وَهَوِّنْ عَلَيْنَا السَّفَرَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمُنْقَلَبِ* *"ALLAAHUMMA ANTASH SHAAHIBU FISSAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI, ALLAAHUMMASHHABNAA BINUSHHIKA, WAQBALNAA BIDZIMMATIN, ALLAAHUMMAZWI LANAAL ARDHA WA HAWWIN 'ALAINAS SAFARA. ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN WA'TSAA-ISSAFARI WA KA-AABATIL MUNQALABI"* DERES AL-QUR'AN DAN AL-HADIST: ما يقول إذا قدم من السفر Doa ketika pulang dari bepergian حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَال سَمِعْتُ الرَّبِيعَ بْنَ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ قَالَ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَرَوَى الثَّوْرِيُّ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ الْبَرَاءِ وَرِوَايَةُ شُعْبَةَ أَصَحُّ وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ عُمَرَ وَأَنَسٍ وَجَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رواهالترمذی Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah memberitakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq, ia berkata; saya mendengar Ar Rabi' bin Al Bara bin 'Azib menceritakan dari ayahnya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dari safar beliau mengucapkan: *آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُون* *"AAYIBUUNA TAAIBUUNA 'AABIDUUNA LIRABBINAA HAAMIDUUN"* (Kami kembali, kami bertaubat, kami menyembah, dan kepada Tuhan kami, kami memuji). Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. dan Ats Tsauri telah meriwayatkan hadits ini dari Abu Ishaq dari Al Bara dan tidak menyebutkan padanya dari Ar Rabi' bin Al Bara`. Sedangkan riwayat Syu'bah lebih shahih, dan dalam bab ini terdapat riwayat dari Ibnu Umar dan Anas serta Jabir bin Abdullah.

Sabtu, 12 Januari 2019

MEMBENTAK SUAMI ITU DOSA BESAR


*MEMBENTAK SUAMI ITU DOSA BESAR!* KALAU MEMANG HARUS MARAH GUNAKAN CARA YANG BAIK.. ===================================== ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ *Membentak suami adalah tidak boleh dan ini merupakan sebuah dosa besar* Seorang suami adalah orang yang paling harus ditaati dan dihormati oleh istri. Sebagaimana kita ketahui bahwa Rosululloh dalam beberapa haditsnya menunjukkan betapa tinggi kedudukan suami bagi istrinya: ➡️ "Seandai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri utk sujud kepada suaminya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi) ➡️ "Tidaklah pantas bagi seorang manusia untuk sujud kepada manusia yang lain. Seandainya pantas/boleh bagi seseorang untuk sujud kepada seorang yang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad) ➡️ "Dan sebaik-baik istri adalah yang taat kepada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tidak suka membicarakan sesuatu yang tidak berguna, tidak cerewet dan tidak suka bersuara hingar-bingar serta setia kepada suaminya.” (HR. An Nasa’i) ✔ Jika suami berbuat keliru atau salah, Maka sudah semestinya bagi sang istri untuk mengingatkan suami dengan baik, dengan nada lemah lembut, tidak membentak (bersuara keras), dan tidak pula menyinggung perasaannya. Sikap kasar istri terhadap suami –dan sebaliknya– menandakan kurangnya ilmu dan keburukan akhlak. ➡️ Rosululloh bersabda: “Sebaik-baiknya wanita bagi suami ialah yang menyenangkan ketika dilihat, patuh ketika diperintah, dan tidak menentang suaminya baik dalam hatinya dan tidak membelanjakan (menggunakan) hartanya kepada perkara yang dibenci suaminya” (H.R. Ahmad) Sebagaimana anak bisa dianggap durhaka pada orang tua, maka istri juga bisa dikatakan durhaka pada suami ketika berani membentaknya. Wallahu A’lam. ▶️Bidadari Marah kepada Istri yang Memarahi Suaminya Jika seorang suami dibentak atau di dzolimi oleh istrinya, maka para bidadari di surga akan marah kepada istri yang memarahi suaminya. ➡️Rosululloh bersabda, لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ : لاَ تُؤْذِيْهِ , قَاتَلَكِ اللهُ , فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu; hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami” (HR. At-Tirmidzi) Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi para istri untuk tidak mendzolimi suaminya. Saingannya berat, saingannya bukan lagi madumu atau yang lain. namun sainganmu adalah bidadari yang Alloh mensifatkannya didalam Al qur’an. ➡️ Diantara sifatnya adalah : إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (S an-Naba’ 31-33) كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ ➡️ "Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (S. Ad-Dhukhon 54) مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ ➡️ “Mereka duduk bersandar di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (S. At-Thur: 20) حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ ➡️ “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (S. Ar-Rahman: 72) فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ ➡️ “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (S. Ar-Rahman: 70) إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا عُرُبًا أَتْرَابًا ➡️ “Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung.[1] Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (S. Al-Waqi’ah: 35-37) ✔Hadits Abdullah ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu : أَوَّلُ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ ضَوْءُ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالْزُّمْرَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَوْنِ أَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُريَ فِي السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، عَلَى كُل زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ الأَحْمَرُ فِي الزُّجَاجَةِ الْبَيْضَاءِ “Kelompok pertama kali yang masuk surga, seolah wajah mereka cahaya rembulan di malam purnama. Kelompok kedua seperti bintang kejora yang terbaik di langit. Bagi setiap orang dari ahli surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Sumsum kakinya dapat terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minuman merah dapat dilihat di gelas putih.” (R. Thabrani dengan sanad shahih) Nah para istri, jangan mendzolimi apalagi membentak suami kalian lagi. sainganmu bidadari loh! ✅Solusi Jika Memang Ingin Marah Pada Suami Jika kemarahan melanda dan sudah tak tertahankan, tentunya tidak disarankan untuk mengekspresikan dengan cara meledak-ledak di depan pasangan. Apalagi dengan cara membentak. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan jika sedang ingin marah pada suami. Hal yang pertama dilakukan adalah ucapkan istighfar. Mohon ampunlah pada Alloh. Istighfar akan meringankan hati kita. Selanjutnya, klarifikasi secara detail duduk permasalahan. jangan mengikuti nafsu karena emosi akan semakin meluap-luap. Tapi sebisa mungkin, tahanlah dulu emosi. Karena bicara dalam keadaan emosi hanya akan memperburuk keadaan, karena terkadang kita ingin menumpahkan kekesalan, bahkan kekesalan yang telah lalu. Jika dirasa sudah bisa mengendalikan diri, Ambillah air wudhu kemudian kerjakan sholat dan berdoalah. Adukan semua persoalan pada Allah. Semua kekesalan, kecewa, adukan saja. Dan tak lupa, mintalah padaNya untuk diberikan jalan keluar. Jika diri sudah tenang, mulailah berbicara dengan suami. Ingat, yang akan dibicarakan adalah dalam rangka mencari jalan keluar, bukan untuk menambahkan kericuhan. Tak lupa, ada unsur saling menasehati dalam rumah tangga. Berikan nasihat pada pasangan atas kesalahan yang dilakukan. _Semoga beberapa hal tersebut bisa semakin mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah dalam rumah tangga kita._ *Aamiin..*

Minggu, 06 Januari 2019

Dalil-dalil tentang Aqiqoh


Dali-dalil Bab Aqiqoh ( أَنَّ رَسُولَ اللهِ( قَالَ كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى رواه أبو دواد كتاب الضحايا “ Sesungguhnya Rosulalloh bersabda : Setiap anak itu gadaian (yang ditebus) dengan aqiqohnya (yang berupa) : disembelihkan (hewan kurban) di hari yang ke-7 (setelah kelahirannya) serta dicukur dan diberi nama. “ ( قَالَ رَسُولُ اللهِ( مَعَ الْغُلاَمِ عَقِيْقَةٌ فَأَهْرِقُوْا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيْطُوْا عَنْهُ اْلأَذَى رواه الترمذى “ Rosululloh bersabda : Bersama setiap anak ada aqiqoh(nya), maka menuangkanlah kalian pada darah (menyembelihlah) dan bersihkanlah kotoran dari anak itu (prakteknya dengan cara mencukur rambut anak tersebut).” ( الْعَقِيْقِةُ تُذْبَحُ لِسَبْعٍ أَوْ ِلأَرْبَعَ عَشَرَةَ أَوْ ِلإِحْدَى وَ عِشْرِيْنَ رواه الطبرانى فى الأوسط و الضياء “ Aqiqoh itu disembelihkan (kurban) di hari ke-7 atau di hari ke-14 atau di hari ke-21.“ ( عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ لاَ يَضُرُّكُمْ أَذُكْرَانًا كُنَّ أَمْ إِنَاثًا رواه أبو داود “ Anak laki-laki 2 kambing, sedangkan anak perempuan satu kambing, jantan ataukah betina tidak usah membuat berat pada kalian.“ (أَنَّ رَسُولَ اللهِ( عَقَّ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ كَبْشًا كَبْشًا رواه أبو داود “ Sesungguhnya Rosulalloh mengaqiqohi Hasan dan Husain masing-masing 1 kambing.“ ( مَنْ وُلِدَ لَهُ غُلاَمُ فَلْيَعُقَّ عَنْهُ مِنَ اْلإِبِلِ أَوِ الْبَقَرِ أَوِ الْغَنَمِ رواه الطبرانى “ Barang siapa yang memiliki anak yang baru dilahirkan, maka hendaknya mengaqiqohinya dengan (menyembelih) unta atau sapi atau kambing.“ ( أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ( عَقَّ عَنْ نَفْسِهِ بَعْدَ النُّبُوَّةِ رواه البيهقى ج 9 ص 300 “ Sesungguhnya Rosulalloh mengaqiqohi dirinya sendiri setelah kenabian (setelah beliau jadi nabi) “ DO’A AQIQOH بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِـْلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar penyeru-Mu yang menyerukan pada keimanan, “Imanlah kalian pada Tuhan kalian !” Maka beriman kami. Wahai tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan hapuslah kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami menyertai orang-orang yang baik. رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ Wahai Tuhan kami, berikanlah pada kami apa-apa yang telah Engkau janjikan pada kami lewat rosul-rosul-Mu dan jangan Engkau hinakan kami pada hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak (pernah) mengingkari janji. رَبَّنَا أَوْزِعْنَا أَنْ نَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيْنَا وَعَلَى وَالِدِيْنَا وَأَنْ نَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لَنَا فِي ذُرِّيَّتِنَا إِنَّا تُبْنَا إِلَيْكَ وَإِنَّا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Wahai Tuhan kami, berilah kami ilham agar kami bisa mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan pada kami dan orang tua kami dan (berilah kami ilham) agar bisa mengerjakan kebaikan yang Engkau ridhoi serta semoga Engkau membuat baik keturunan-keturunan kami, sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kami termasuk orang-orang yang Islam. رَبَّنَا اجْعَلْنَا مُقِيمِى الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّاتِنَا رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَائَنَا Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami dan keturunan-keturunan kami orang-orang yang menetapi sholat Wahai Tuhan kami, terimalah doa kami (ini). رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ وَالِدِيْنَاَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan orang tua kami dan orang-orang iman di harinya penghisaban رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ ِلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara seiman kami yang telah mendahului kami dan jangan Engkau jadikan dalam hati kami rasa dengki terhadap orang-orang iman. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau maha belas kasih lagi maha penyayang. اللَّهُمَّ اجْعَلْ ..... بْنَ ..... وَلَدًا صَالِحًا فَقِيْهًا فِي الدِّيْنِ مُبَارَكًا حَيَاتُهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ Ya Alloh, jadikanlah ……… bin ……… anak yang sholih lagi paham (dalam) agama serta dibarokahi hidupnya di dunia dan (di) akhirot. اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنَ الْعَابِدِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الْمُطِيْعِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الشَّاكِرِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الذَّاكِرِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ ِللهِ فِي الدِّيْنِ Ya Alloh, jadikanlah dia (anak) termasuk orang-orang yang ahli ibadah dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang tho’at dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang taqwa dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang bersyukur dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang ahli dzikir dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang memurnikan agama dengan karena Allloh. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ Wahai Tuhan kami, berilah kami keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau maha mendengar (terhadap) do’a. اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنَ الَّذِيْنَ إِذَا أَحْسَنُوْا اِسْتَبْشَرُوْا وَإِذَا أَسَائُوْا اِسْتَغْفَرُوْا Ya Alloh, jadikanlah dia termasuk orang-orang yang ketika (bisa) berbuat baik maka merasa gembira dan ketika berbuat jelek maka meminta ampun (bertaubat). اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِهِ نُورًا وَفِي لِسَانِهِ نُورًا وَفِي بَصَرِهِ نُورًا وَفِي سَمْعِهِ نُورًا وَعَنْ يَمِينِهِ نُورًا وَعَنْ يَسَارِهِ نُورًا وَمِنْ فَوْقِهِ نُورًا وَمِنْ تَحْتِهِ نُورًا وَمِنْ أَمَامِهِ نُورًا وَمِنْ خَلْفِهِ نُورًا وَاجْعَلْ لَهُ فِي نَفْسِهِ نُورًا وَأَعْظِمْ لَهُ نُورًا Ya Alloh, jadikanlah cahaya di hatinya, dan di lisannya, dan dalam pandangannya, dan dalam pendengarannya, dan di kanannya, dan di kirinya, dan di atasnya, dan di bawahnya, dan di depannya, dan di belakangnya, dan (juga) jadikanlah dalam dirinya cahaya dan semoga Engkau mengagungkanlah cahaya (itu) baginya. رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan di akhirot dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka. وَصَلَّ اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ آمين Ya Alloh, jadikanlah ……… bin ……… anak yang sholih lagi paham (dalam) agama serta dibarokahi hidupnya di dunia dan (di) akhirot. اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنَ الْعَابِدِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الْمُطِيْعِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الشَّاكِرِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الذَّاكِرِيْنَ وَاجْعَلْهُ مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ ِللهِ فِي الدِّيْنِ Ya Alloh, jadikanlah dia (anak) termasuk orang-orang yang ahli ibadah dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang tho’at dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang taqwa dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang bersyukur dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang ahli dzikir dan jadikanlah dia termasuk orang-orang yang memurnikan agama dengan karena Allloh. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ Wahai Tuhan kami, berilah kami keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau maha mendengar (terhadap) do’a. اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنَ الَّذِيْنَ إِذَا أَحْسَنُوْا اِسْتَبْشَرُوْا وَإِذَا أَسَائُوْا اِسْتَغْفَرُوْا Ya Alloh, jadikanlah dia termasuk orang-orang yang ketika (bisa) berbuat baik maka merasa gembira dan ketika berbuat jelek maka meminta ampun (bertaubat). اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِهِ نُورًا وَفِي لِسَانِهِ نُورًا وَفِي بَصَرِهِ نُورًا وَفِي سَمْعِهِ نُورًا وَعَنْ يَمِينِهِ نُورًا وَعَنْ يَسَارِهِ نُورًا وَمِنْ فَوْقِهِ نُورًا وَمِنْ تَحْتِهِ نُورًا وَمِنْ أَمَامِهِ نُورًا وَمِنْ خَلْفِهِ نُورًا وَاجْعَلْ لَهُ فِي نَفْسِهِ نُورًا وَأَعْظِمْ لَهُ نُورًا Ya Alloh, jadikanlah cahaya di hatinya, dan di lisannya, dan dalam pandangannya, dan dalam pendengarannya, dan di kanannya, dan di kirinya, dan di atasnya, dan di bawahnya, dan di depannya, dan di belakangnya, dan (juga) jadikanlah dalam dirinya cahaya dan semoga Engkau mengagungkanlah cahaya (itu) baginya. رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan di akhirot dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka. وَصَلَّ اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ آمين

Do'a ketika angin menyambar


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ما يقول إذا هاجت الريح Do'a ketika Angin menyambar - حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ أَبُو عَمْرٍو الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَبِيعَةَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى الرِّيحَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا فِيهَا وَخَيْرِ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَفِي الْبَاب عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ رواه الترمذى Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Al Aswad Abu 'Amr Al Bashri telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rabi'ah dari Ibnu Juraij dari 'Atho` dari Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila melihat angin -yang menyambar, beliau mengucapkan: *اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا فِيهَا وَخَيْرِ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ* "ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA MIN KHAIRIHAA WA KHAIRI MAA FIIHAA WA KHAIRI MAA URSILAT BIHI WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI" (Ya Allah, aku mohon kepadaMu sebagian dari kebaikannya dan kebaikan yang ada padanya (manfaatnya angin) serta kebaikan sesuatu yang dikirim bersamanya (manfaatnya angin) , dan aku berlindung dari keburukan dan keburukan yang ada padanya serta keburukan sesuatu ia dikirim bersamanya). Dan dalam bab tersebut terdapat riwayat dari Ubai bin Ka'b radliallahu 'anhu. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan.

Sembilan Amalan yang dapat mendatangkan rezeki dari Allah


9 Amalan yang dapat mendatangkan rezeki dari Allah 1. Memperbanyak istighfar kepada Alloh فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا* وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا * سورة نوح 10-12 Maka berkata aku (Nuh): “Mohonlah ampun kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia (Tuhan/Alloh) adalah Maha Pengampun”. (Dia) akan mengutus langit untuk menurunkan hujan yang lebat kepada kalian. Dan akan menambah pada kalian dengan harta dan anak; dan menjadikan kebun dan sungai pada kamu sekalian مَنْ أَكْثَرَ مِنَ اْلاِسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ * رواه أخمد “Barang siapa yang memperbanyak dari istighfar, maka menjadikan Alloh dari tiap-tiap kesusahan (pada) kelonggaran/kemudahan, dan dari tiap-tiap kesempitan (pada) jalan keluar, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak diduga.” 2. Memperbanyak sodaqoh/infak fisabilillah وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ * سورة سبإ 39 Dan semua yang kamu infakkan, maka Alloh akan menggantinya. Dan Alloh adalah sebaik-baiknya zat yang memberi rezeki. قَالَ اللَّهُ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ * رواه البخاري Alloh berfirman: “Berinfaklah kamu, maka berinfak aku padamu” 3. Memperbanyak shilaturrohim مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ  * رواه البخاري “Barang siapa yang senang jika dibentangkan rezeki kepadanya dan dipanjangkan umurnya maka menyambunglah pada famili/keluarganya.” 4. Senang menghormati tamu الضَّيْفُ يَأْتِى بِرِزْقِهِ وَيَرْتَحِلُ بِذُنُوْبِ الْقَوْمِ يُمَحِّصُ عَنْهُمْ ذُنُوْ بَهُمْ * رواه ابو الشيخ Kedatangan tamu membawa rezeki bagi tuan rumah. Selain itu dengan perginya tamu, maka dosa-dosa yang dimiliki oleh tuan rumah dibersihkan (dihapus) seiring dengan perginya tamu. Perlu dicatat bahwa dalam hal ini bukan berarti yang bertamu kehilangan rezeki dan menanggung dosa 5. Berusaha menjadi orang yang jujur / amanah اْلأَمَانَةُ تَجْلِبُ الرِّزْقَ وَالْخيانة تَجْلِبُ الْفَقْرَ * رواه الديلمي Amanah itu menarik rezeki, dan khianat itu menarik kemelaratan 6. Meningkatkan taqwa kepada Alloh (mengerjakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya) وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ …الأية * سورة الطلاق 2-3 Dan barang siapa yang taqwa kepada Alloh, Alloh akan menjadikan padanya jalan keluar, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِخَطِيئَةٍ يَعْمَلُهَا * رواه ابن ماجة Dan sesungguhnya seorang laki-laki dihalang-halangi (atas) rezeki dengan kesalahan yang dia amalkan. 7. Memperbanyak tawakal kepada Alloh وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ …الأية * سورة الطلاق 3 Barang siapa yang bertawakal kepada Alloh, maka Alloh akan mencukupinya. Keterangan Sifat tawakal adalah sifat berserah diri dan bisa menerima apa yang diberikan oleh Alloh kepada kita, apa yang Alloh qodarkan kepada kita. Insya Alloh, bila kita bisa bertawakal, maka pertolongan Alloh akan datang. 8. Selalu husnudzon billah (berprasangka baik kepada Alloh) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي * رواه مسلم Dari Abu Huroiroh, berkata dia: Bersabda Rosululloh SAW: Sesungguhnya Alloh berfirman: “Aku di sisi persangkaan hambaku padaku, dan aku bersamanya ketika berdoa dia padaku.” 9. Menertibkan sholat tahajud dan do’a di sepertiga malam yang akhir يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ اْلآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ * رواه البخاري Akan turun Tuhan kami yang Maha Barokah dan Maha Luhur setiap malam sampai ke langit dunia sehingga tetap pada 1/3 malam yang akhir. Maka Alloh berfirman : “Barang siapa yang berdoa padaku, maka mengabulkan aku baginya. Barang siapa yang minta padaku, maka aku akan memberikan padanya. Barang siapa yang minta ampun padaku, maka mengampuni aku padanya.”

Sabtu, 05 Januari 2019

Doa perlindungan


التعوذ من جهد البلاء berlindung dari celaka حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنِي سُمَيٌّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ قَالَ سُفْيَانُ الْحَدِيثُ ثَلَاثٌ زِدْتُ أَنَا وَاحِدَةً لَا أَدْرِي أَيَّتُهُنَّ هِيَ رواه البخری Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepadaku Sumayy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam selalu meminta perlindungan dari cobaan yang memayahkan, kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian musuh.' Sufyan mengatakan; "Hadits tersebut (tiga macam keburukan -red) mamsih ada tambahan dariku, namun aku lupa yang satunya." حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ رواه البخاری Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Summi dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mintalah perlindungan kepada Allah dari cobaan yang menyulitkan, kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian musuh." *اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ* ALLOHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MIN JAHDILBALAA I WADAROKISYSYAQOO I WASUU ILQODLOO I WASYAMAATATIL A'DAA I H.R. Bukhori 6347 في الاستعاذة Mintak perlindungan/ penjagaan حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْفٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفَّارِ بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحْوِيلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نَقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سُخْطِكَ رواه ابوداود Telah menceritakan kepada Kami Ibnu 'Auf, telah menceritakan kepada Kami Abdul Ghaffar bin Daud, telah menceritakan kepada Kami Ya'qub bin Abdurrahman dari Musa bin 'Uqbah dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, ia berkata; diantara doa-doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah *اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحْوِيلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نَقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سُخْطِكَ* "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI'MATIKA WA TAHWIILI 'AAFIYATIKA, WA FUJAA-ATI NIQMATIKA WA JAMII'I SUKHTHIKA" (Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari hilangnya nikmatMu dan pindahya kesehatanMu (sakit) dan terkejutnya adzabMu dan kumpulnya kemurkaanMu) k.Dakwat hal 44

Permasalahan di akhir zaman


Tentang permasalahan yang ada dalam Rumah... Sering di Jumpai Zaman sekarang, banyak penghuni rumah yang di serang penyakit yang bermacam macam, bahkan Sihir, Hasad, termasuk penyakit jiwa, sering susah, bingung dll... Jika di cari sebabnya ternyata di Dalam rumah tersebut penghuninya tidak membiasakan Dzikir Pada Allah, tidak Membaca Alqur'an, tidak membiasakan hidup dengan Dzikir pada Allah... Padahal, jika seandainya Rumah tersebut di bacakan Ayat ayat Allah, cukup dengan Surat Albaqroh, maka segala kebatilan tidak akan mampu Masuk kerumah, dan menjaga Ahli/ penghuni rumah tersebut... Maka supaya Semangat terhadap perkara tersebut, rutinkan Membaca Alqur'an, dzikir kepada Allah, Insya Allah kita hidup dengan tenang, Hati akan Selalu penuh kecukupan,,,,, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi فضل قراءة القرآن وسورة البقرة Keutamaan membaca Al-Qur'an dan surat al Baqarah حَدَّثَنِي الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ وَهُوَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ رواه مسلم : رقم 804 Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh barokah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." (HR. Muslim, no 804). وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا ... لآية سورة طه ١٢٤ "Barang siapa yang berpaling dari dzikir padaku, maka baginya Ma'isyah ( kehidupan ) yang sempit.... ﻣَﻌِﻴﺸَﺔً ﺿَﻨْﻜًﺎ kehidupan yang sempit, pengertiannya ada 2 yaitu : di uraikan dalam Tafsir ibnu katsir.. Kehidupan ada 2 Di dunia Di Dunia, keadaannya sempit/rupek, juga hatinya Yakni kehidupan yang sempit di dunia. tiada ketenangan baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit dan sesak karena kesesatannya; walaupun pada lahiriahnya ia hidup mewah dan memakai pakaian apa saja yang disukainya, memakan makanan apa saja yang disukainya, dan bertempat tinggal di rumah yang disukainya. Sekalipun hidup dengan semua kemewahan itu, pada hakikatnya hatinya tidak mempunyai keyakinan yang mantap dan tidak mempunyai pegangan petunjuk, bahkan hatinya selalu khawatir, bingung, dan ragu. Dia terus-menerus tenggelam di dalam keragu-raguannya. Hal inilah yang dimaksudkan dengan penghidupan yang sempit. Di Alam qubur Di Alam Kubur, seperti dalam Bukhori, Muslim, Al bazaar, contohnya Alloh akan mengutus ular jumlahnya 99 lalu menggigiti orang itu di alam kubur sampai kiamat. Allah SWT berfirman: وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Ta-Ha 20: Ayat 124) (وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ * قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا * قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَت

Dalil-Dalil tentang Pernikahan


Allah SWT berfirman: وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan beberapa istri untukmu dari jenismu sendiri, dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu mawadah warohmah . Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum 30: Ayat 21) Dalam ayat ini menjelaskan bahwa dengan menikah akan menenangkan hati umpama sudah nikah kok masih gelisa ya tambah lagi alias nikah lagi..heheheehe. terus mawadah yaitu sandang pangan papan dengan menikah alloh memberi riqki sehinnga mempunya tempat untuk hidup berumah tangga warohmah yaitu adanya rasa cinta kasih sayang dan warohmah contohnya mempunyai momongan..dengan adanya anak keturunan menjadikan keluarga yng harmonis dan romantis..sehingga apabila terjadi cek cok di rumah tangga karena ada anak akhirnya bisa rukun kembali.. Allah SWT berfirman: فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَـكُمْ مِّنَ النِّسَآءِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِنْ خِفْتُمْ اَ لَّا تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰۤى اَلَّا تَعُوْلُوْا maka menikahlah kalian pada perempuan (lain) yang kamu senangi: dua,atau tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka menikahlah satu saja atau seorang budak perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat/mudah agar kalian tidak melanggar/ tidak berbuat aniyaya" (QS. An-Nisa' 4: Ayat 3) أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ وَذَكَرَ آخَرَ أَنْبَأَنَا شُرَحْبِيلُ بْنُ شَرِيكٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدُّنْيَا كُلَّهَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ رواه النساءی dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berfirman: "Sesungguhnya dunia kesemuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah wanita yang Shalihah." اِنَّ الرَّجُلَ اِذَنَظَرَ اِلیَ امْرَاَتِهِ وَنِظَرَتْ اِلَيْهِ نَظَرَ اللَّهُ اِلَيْهِمَا نَظْرَةً رَحْمَةٍ فَإِذَا اَخَذَ بِكَفِّهَاتَسَاقَطَتْ ذُنُوْبُهُمَامِنْ خِلاَلِ اَصَابِعِهِمَا رواه ميسرة بن علی artinya: Sesungguhnya seorang suami ketika ia memandang pada istrinya dan ketika istri memandang pada suaminya maka Alloh memandang pada keduanya pada pandangan rohmat, maka ketika seorang suami memegang pada telapak tangan istrinya maka rontok dosa-dosa keduanya melalui selah-selah jari tangan keduanya jadi dari kedua hadist tersebut adalah saling mencintai satu sama lain..tetap harmonis dan bagi seorang istri harus berusaha untuk menyenangkan hatinya seorang suami selipun disitu banyak permasalahan dalam hidup berumah tangga ,,dituntut untuk menghibur suaminya ketika mengalami semua permasalah tidak malah memanas manasi suasana tidak terlalu banyak nuntut pada suamai..istilanya nerimo inpandum..mau menerima apa adanya,,walaupun dengan hidup dengan kesederhanaan..bisa mengukur antara kemauan dan kemampuan... dan bagi wanita tidak melirik pada laki laki lain sekalipun itu ia lebih ganteng dan lebih kaya..😀😀👍🏻 lanjut bab Nikah.. Allah SWT berfirman: وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَآئِكُمْ ۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ "Dan menikahlah kalian pada orang-orang yang masih lajangnya di golongan kamu, dan juga orang-orang yang sholeh dari budak kalian dari budak kalian laki-laki dan budak perempuan kalian. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan keutamaan(rohmat)Nya. Dan Allah Maha Luas (rizki/rohmat-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur 24: Ayat 32) jadi para lajang yang belum menikah, ketahuilah dengan menikah akan diberi kemudahan oleh alloh dlm hal ma'isyah.. begitu juga bagi bapak2 yng sekiranya masih belum mapan dlm hal maisyah ya,,NIKAHLAH...😀🤣 sudah dua istri masih kurang ya tambah lagi..😀😋😋😋💪🏽 قَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ راوه البخاري maka sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada kami: 'Wahai golongan pemuda,barang siapa dari kalian yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah dia menikah, dan barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa maka sesungguhnya dengan puasa itu akan menjadi tameng baginya .'" حَقٌّ عَلَی اللّٰهِ عَوْنَ مَنْ نَكَحَ اِلْتِمَسَ الْعَفَافِ عَمَّاحَرَّمَ اللّٰهُ رواه ابن عدی Hak atau wajib bagi Alloh untuk menolong pada orang yang menikah dengan tujuan agar terhindar dari apa-apa yang telah Alloh haromkan (berbuat pelanggaran dosa) قَالَ ﷺ مِسْكِيْنٌ مِسْكِيْنٌ مِسْكِيْنٌ رَجُلٌ لَيْسَ لَهُ امْرَاَةٌ وَاِنْ كَانَ غَنِيًّامَنَ الْمَالِ ، وَمِسْكِيْنَةٌ وَمِسْكِيْنَةٌ امْرَاَةٌ لَيْسَ زَوْجٌ وَاِنْ كَانَتْ غَنِيَّةً مِنَ الْمَالِ . رواه البيهقی Nabi muhammad Rosululloh ﷺ bersabda : Miskinun miskinun muskinun (kasihan 3x kerena belum menikah) seorang laki -laki yang dia tidak mempunyai istri, meskipun ia orang yang kaya harta , dan juga Miskinatun miskinatun miskinatun (kasihan 3x kerena belum menikah) perempuan, dia tidak mempunyai suami meskipun dia orang kaya harta. قَالَ ﷺ التَمِسُوْ االرِّزْقَ بِالنِّكَاحِ رواه الديلمی Rosulullah ﷺ bersabda : Mencarilah rizqi dengan cara nikah قَالَ ﷺ مَنْ تَرَكَ التَّزْوِيْجَ مَخَافَةَالْعَيْلَةِ فَلَيْسَ مِنَّا . البغوی Rosululloh ﷺ bersabda : Barang siapa yang meninggalkan menikah karena takut melarat maka ia bukanlah dari golongan kami قَالَ ﷺ مَنْ كَانَ مُسِرًافَليَنْكِحْ وَمَنْ لَمْ يَنْكِحْ فَلَيْسَ مِنَّا . رواه البغوی Rosululloh ﷺ bersabda : Barang siapa yang mampu (untuk menikah) maka hendaklah dia menikah dan barang siapa yang tidak mau menikah maka dia bukanlah golongan kami. قَالَ ﷺ شِرَارُكُمْ عَزَابُكُمْ وَاَرَاذِلُ مَوْتٰكُمْ عَزَابُكُمْ. رواه احمد Rosululloh ﷺ bersabda : Sejelek-jeleknya kamu sekalian adalah orang yang lajangnya kalian dan yang paling hina mayit kamu sekalian orang yang lajangnya kalian قَالَ ﷺ شِرَارُكُمْ عَزَابُكُمْ وَاَرَاذِلُ مَوْتٰكُمْ عَزَابُكُمْ. رواه احمد Rosululloh ﷺ bersabda : Sejelek-jeleknya kamu sekalian adalah orang yang lajangnya kalian dan mayit yang paling hinanya kamu sekalian adalah orang yang lajangnya kalian قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدِاسْتَكْمَلَ نِصْفُ الاِيْمَانِ فَلْيَتَّقِ اللّٰهَ فِی النِّصْفِ البَاءِی. رواه الطبراني Rosululloh ﷺ bersabda : Barang siapa menikah maka sempurna setengahnya keimanan maka hendaklah ia bertaqwa kepada Alloh didalam setengahnya yang tersisa حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ رواه ابن ماجه dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita dinikahi karena empat hal; hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. maka Peganglah perkara agamanya maka engkau akan beruntung." قَالَ ﷺ اِذَاتَزَوَّجَ اَحَدُكُمْ عَجَّ شَيْظَانُهُ يَقُوْلُ: ياَوَيْلَهُ عَصَمَ ابْنّ اٰدَمَ مَنِّی ثُلُثَی دِيْنِهِ رواه ابويَعْلی Rosululloh ﷺ bersabda : Ketika salah satu kalian menikah maka setannya berkata : Aduh penyesalan dua pertiga agamanya anak turun adam telah terjaga dari ku وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ اَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِالْمَرءِ : اَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً وَاَوْلاَدُهُ ابْرَارًا وَخُلَظاءُهُ صَالِحِيْنَ وَاَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِی بَلَدِهِ رواه الديلمی Dan Nabi ﷺ bersabda : Ada empat hal termasuk kebahagiaannya seseorang yaitu : Istrinya sholehah anak-anaknya sholih dan sholihat teman bergaulnya orang yang sholih dan rizkinya berada di negaranya. النهي عن التبتل Larangan membujang ("jomblo"); أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا عَفَّانُ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ نَفَرًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَعْضُهُمْ لَا أَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا آكُلُ اللَّحْمَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا أَنَامُ عَلَى فِرَاشٍ وَقَالَ بَعْضُهُمْ أَصُومُ فَلَا أُفْطِرُ فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَقُولُونَ كَذَا وَكَذَا لَكِنِّي أُصَلِّي وَأَنَامُ وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي رواه النساءی Telah mengkhabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, ia berkata; telah memberitakan kepada kami 'Affan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bahwa beberapa orang dari para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagian mereka berkata; saya tidak akan menikah dengan wanita, dan sebagian mereka berkata; saya tidak akan makan daging, dan sebagian mereka mengatakan; saya tidak akan tidur di atas kasur. Dan sebagian mereka mengatakan; saya akan berpuasa dan tidak berbuka. Kemudian hal tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memuji Allah kemudian bersabda: "apakah tingkahnya beberapa kaum, mereka mengatakan demikian dan demikian. Akan tetapi saya melakukan shalat dan tidur, berpuasa dan berbuka, serta menikah dengan wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku maka ia bukan dari golonganku." حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ أَنَّ ابْنَ قَارِظٍ أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ رواه احمد Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari 'Ubaidullah bin Abu Ja'far bahwa Ibnu Qarizh mengabarinya dari Abdurrahman bin Auf berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (tidak zina) dan ta'at kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya; 'Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu inginkan'." معونة الله الناكح الذي يريد العفاف Pertolongan Allah kepada yang menikah dengan niat terjaga dari pelanggaran dosa أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُمْ الْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ رواه النساءی Telah mengkhabarkan kepada kami Qutaibah, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Muhammad bin 'Ajlan dari Sa'id dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga golongan yang merupakan hak atas Allah 'azza wajalla untuk menolong mereka, yaitu; budak mukatab yang menghendaki merdeka (dengan cara dicicil) , orang yang menikah niatnya agar terjaga (dari pelanggaran dosa), dan orang yang berjihad di jalan Allah." حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ ابْنِ وَثِيمَةَ النَّصْرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ رواه الترمذی Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Sulaiman dari Ibnu 'Ajlan dari Ibnu Watsimah An Nashri dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seseorang melamar (anak perempuan dan kerabat) kalian, sedangkan kalian ridha agama dan akhlaknya (pelamar tersebut), maka nikahkanlah dia (dengan anak perempuan atau kerabat kalian). Jika tidak, niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar." nb jadi jelas apabila seseorang sudah ada yang melamar dan yang dilamar sama-sama suka maka jngn dihalang2i karena ditakutkan akan menyebabkan pelanggaran terutama bagi seorang wanita..😁👍 حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا عَمِّي حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَقَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَاءَهُ فَقَالَ يَا عُثْمَانُ أَرَغِبْتَ عَنْ سُنَّتِي قَالَ لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ قَالَ فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ فَاتَّقِ اللَّهَ يَا عُثْمَانُ فَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَصَلِّ وَنَمْ رواه ابو داود ١٣٢٩ Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Sa'd telah menceritakan kepada kami pamanku telah menceritakan kepada kami ayahku dari Ibnu Ishaq dari Hisyam bin 'Urwah dari ayahnya dari Aisyah sesunguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang menemui Utsman bin Mazh'un, lalu Utsman datang kepada beliau, maka beliau bersabda: "Apakah kamu membenci sunnahku?" Utsman menjawab; "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah… bahkan sunnahmu lah yang amat kami cari." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidur, aku juga shalat, aku berpuasa dan juga berbuka, aku juga menikahi wanita. Bertakwalah kepada Allah wahai Utsman, sesungguhnya keluargamu mempunyai hak atas dirimu (punya hak untuk dijimak), dan tamumu mempunyai hak atas dirimu, dan kamu pun memiliki hak atas dirimu sendiri, oleh karena itu berpuasa dan berbukalah, kerjakanlah shalat dan tidurlah." Keutamaan memberi nafaqoh para istri. حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي كُرَيْبٍ قَالُوا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُزَاحِمِ بْنِ زُفَرَ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ رواه مسلم Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb dan Abu Kuraib -dan lafazh milik Abu Kuraib- mereka berkata, Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Muzahim bin Zufar dari Mujahid dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Satu Dinar (harta) yang kamu belanjakan di jalan Allah dan satu dinar (harta) yang kamu berikan kepada seorang budak wanita, dan satu dinar yang kamu sodaqohkan kepada orang miskin serta sqti dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. Maka yang paling besar ganjaran pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu." أفضل النساء حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ بْنِ سَمُرَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ لَمَّا نَزَلَ فِي الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ مَا نَزَلَ قَالُوا فَأَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ قَالَ عُمَرُ فَأَنَا أَعْلَمُ لَكُمْ ذَلِكَ فَأَوْضَعَ عَلَى بَعِيرِهِ فَأَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا فِي أَثَرِهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ فَقَالَ لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ رواه ابن ماجه Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il bin Samurah berkata, telah menceritakan kepada kami Waki' dari Abdullah bin Amru bin Murrah dari Bapaknya dari Salim bin Abul Ja'd dari Tsauban ia berkata, "Tatkala turun ayat yang berkaitan dengan masalah perak dan emas, para sahabat bertanya, "Lantas harta apa yang kita ambil?" Umar berkata, "Aku akan memberitahukan kepada kalian masalah itu." Umar lantas naik ke atas untanya dan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara aku mengikuti di belakangnya. Umar bertanya; "Ya Rasulullah, harta apa yang boleh kita ambil?" Beliau menjawab: "Hendaknya salah seorang dari kalian menjadikan hati yang bersyukur, lisan yang ahli dzikir dan isteri mukminah (iman) yang menolong pada salah seorang dari kalian dalam urusan akhiratnya." أفضل النساء حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاتِكَةِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَزِيدَ عَنْ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ رواه ابن ماجة Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Al 'Atikah dari Ali bin Yazid dari Al Qasim dari Abu Umamah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi seorang mukmin setelah takwa kepada Allah selain isteri yang shalihah. Jika suami memerintahnya ia akan tho'at, dan jika suami memandangnya dia menyenangkan , jika suami sumpah padanya maka ia memperbaiki pada sumpah , dan jika suami pergi ia menjaga pada suaminya baik dirinya (tidak zina) maupun hartanya suami." في كراهية الطلاق Dibencinya Tholaq DERES AL-QUR'AN DAN AL-HADIST: حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ عَنْ مُعَرِّفِ بْنِ وَاصِلٍ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبْغَضُ الْحَلَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الطَّلَاقُ رواه ابوداود Telah menceritakan kepada kami Katsir bin 'Ubaid, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid dari Mu'arrif bin Washil dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Perkara halal yang paling Allah benci adalah perceraian." أَنْبَأَنَا بِذَلِكَ بُنْدَارٌ أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ أَنْبَأَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَمَّنْ حَدَّثَهُ عَنْ ثَوْبَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلَاقًا مِنْ غَيْرِ بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ رواه ابوداود dari Tsauban bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perempuan yang mintak cerai pada suaminya tanpa ada sebab (1.penganiayaan, 2.tidak memberi nafkah lahir & batin 3.impoten), maka haram baginya baunya surga." ما جاء في المختلعات Perempuan yang mintak cerai. ٰحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا مُزَاحِمُ بْنُ ذَوَّادِ بْنِ عُلْبَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ لَيْثٍ عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ عَنْ ثَوْبَانَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُخْتَلِعَاتُ هُنَّ الْمُنَافِقَاتُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَلَيْسَ إِسْنَادُهُ بِالْقَوِيِّ وَرُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ اخْتَلَعَتْ مِنْ زَوْجِهَا مِنْ غَيْرِ بَأْسٍ لَمْ تَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ رواه التمذی Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Muzahim bin Dzawwad bin 'Ulbah dari ayahnya dari Laits dari Abu Al Khaththab dari Abu Zur'ah dari Abu Idris dari Tsauban dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Para wanita yang mengajukan gugatan cerai adalah wanita munafik." Abu Isa berkata; Hadits ini gharib dari jalur ini dan sanadnya tidak kuat. Diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Wanita mana pun yang mengajukan gugatan cerai kepada suaminya tanpa sebab , maka ia tidak akan mencium bau surga." Larangan membujang حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الرِّفَاعِيُّ وَزَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ الطَّائِيُّ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَصْرِيُّ قَالُوا حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ التَّبَتُّلِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَزَادَ زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ فِي حَدِيثِهِ وَقَرَأَ قَتَادَةُ { وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً } رواه الترمذی dari Samurah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang membujang. Abu Isa berkata; "Zaid bin Akhzam menambahkan dalam haditsnya, Qatadah membaca: "Dan sesungguhnya kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu ,(muhammad) dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan." Nabi daud istrinya ada 100 ما جاء في مهور النساء Tentang mas kawinnya perempuan حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ بَنِي فَزَارَةَ تَزَوَّجَتْ عَلَى نَعْلَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَضِيتِ مِنْ نَفْسِكِ وَمَالِكِ بِنَعْلَيْنِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ فَأَجَازَهُ رواه الترمذی Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, Abdurrahman bin Mahdi dan Muhammad bin Ja'far mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ashim bin 'Ubaidullah berkata; saya telah mendengar Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah dari Bapaknya bahwa ada seorang wanita dari bani Fazarah menikah dengan mahar berupa sepasang sandal. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu rela atas diri dan hartamu dengan dua sandal ini?" Dia menjawab; "Ya." ('Amir bin Rabi'ah) berkata; (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) membolehkan pada pernikahan itu. حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ عِيسَى وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ الصَّائِغُ قَالَا أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ أَبِي حَازِمِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَتْهُ امْرَأَةٌ فَقَالَتْ إِنِّي وَهَبْتُ نَفْسِي لَكَ فَقَامَتْ طَوِيلًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَزَوِّجْنِيهَا إِنْ لَمْ تَكُنْ لَكَ بِهَا حَاجَةٌ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْءٍ تُصْدِقُهَا فَقَالَ مَا عِنْدِي إِلَّا إِزَارِي هَذَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزَارُكَ إِنْ أَعْطَيْتَهَا جَلَسْتَ وَلَا إِزَارَ لَكَ فَالْتَمِسْ شَيْئًا قَالَ مَا أَجِدُ قَالَ فَالْتَمِسْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ قَالَ فَالْتَمَسَ فَلَمْ يَجِدْ شَيْئًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ شَيْءٌ قَالَ نَعَمْ سُورَةُ كَذَا وَسُورَةُ كَذَا لِسُوَرٍ سَمَّاهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَوَّجْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ ذَهَبَ الشَّافِعِيُّ إِلَى هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْءٌ يُصْدِقُهَا فَتَزَوَّجَهَا عَلَى سُورَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ فَالنِّكَاحُ جَائِزٌ وَيُعَلِّمُهَا سُورَةً مِنْ الْقُرْآنِ و قَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ النِّكَاحُ جَائِزٌ وَيَجْعَلُ لَهَا صَدَاقَ مِثْلِهَا وَهُوَ قَوْلُ أَهْلِ الْكُوفَةِ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ رواه الترمذی Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khalal, telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Isa dan Abdullah bin Nafi' Ash Sha`igh berkata; Telah mengabarkan kepada kami Malik bin Anas dari Abu Hazim bin Dinar dari Sahl bin Sa'ad As Sa'idi bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi seorang wanita lalu berkata; "Aku menyerahkan diriku kepada engkau." Dia berdiri dalam waktu yang lama. Ada seorang laki-laki yang berkata; "Wahai Rasulullah, nikahkanlah dia denganku, jika engkau tidak menyukainya." Beliau bertanya: "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk maharnya." Dia menjawab; "Saya tidak punya apapun kecuali pakaian yang ada pada badanku ini." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyanggah: "Jika pakaianmu kamu berikan pada perempuan, maka kamu duduk tanpa pakaian. Carilah yang lainnya" Dia menjawab; "Tidak ada." Beliau (nabi) menyuruh: "Carilah walau (sebuah) cincin besi." Sahel (peroi) berkata : Dia (laki-laki itu ) mencarinya, namun tetap tidak mendapatkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu hafal (ayat) Al Quran?" Dia (laki-laki ) menjawab; "Ya. surat ini dan itu." -beberapa surat yang dia baca-. , Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku nikahkan kamu dengan perempuan itu dengan (mahar) hafalanmu (atas ayat-ayat) Al Qur'an." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan sahih." Imam Syafi'i berpendapat berdasarkan hadits ini. Dia berkata; jika dia tidak memiliki sesuatu untuk mahar, maka dia bisa menikahinya dengan beberapa surat dari Al Qur'an. Nikahnya boleh dan dia harus mengajarinya beberapa surat Al Qur'an. Sebagian ulama berpendapat; Nikahnya boleh dan dia harus membayar mahar sepadan. Ini pendapat penduduk Kufah, Ahmad dan Ishaq." ini menunjukan bahwa menikah seseorang itu harus saling mencintai tidak dipaksakan,,seperti nabi ada perempuan ingin dinikahi oleh nabi karena nabi tidak suka lalu di berikan ke sahabatnya, karena masalah nikah itu adalah pedamping hidup jadi ya haruslah saling mencintai..bagaimana keluarga itu akan romantis dan harmonis sementara tidak saling mencintai.. jadi disaat mau menikah harus benar benar di pikir kembali suka apa tidak sama pasangannya?..؟؟😊👍👍 في الوسوسة بالطلاق Ragu-ragu (hanya sebatas didalam hati) dalam tholak حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِأُمَّتِي عَمَّا لَمْ تَتَكَلَّمْ بِهِ أَوْ تَعْمَلْ بِهِ وَبِمَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا رواه ابوداود ٢٢٠٩ Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah mengampuni bagi umatku dari apa-apa yang belum mereka ucapkan dan belum mereka lakukan, dan sesuatu yang terangan-angan di dalam hatinya." ini kalau niatnya belum terjadi, jadi : Sesuatu yang masih di dalam angan-angan tidak jadi seperti tholaq atau dengki tapi tidak diucapkan dan tidak dikerjakan في الرجل يقول لامرأته يا أختي Suami berkata kepada isterinya 'Wahai saudara wanitaku' contohnya dik... حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ إِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكْذِبْ قَطُّ إِلَّا ثَلَاثًا ثِنْتَانِ فِي ذَاتِ اللَّهِ تَعَالَى قَوْلُهُ { إِنِّي سَقِيمٌ } وَقَوْلُهُ { بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا } وَبَيْنَمَا هُوَ يَسِيرُ فِي أَرْضِ جَبَّارٍ مِنْ الْجَبَابِرَةِ إِذْ نَزَلَ مَنْزِلًا فَأُتِيَ الْجَبَّارُ فَقِيلَ لَهُ إِنَّهُ نَزَلَ هَاهُنَا رَجُلٌ مَعَهُ امْرَأَةٌ هِيَ أَحْسَنُ النَّاسِ قَالَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَسَأَلَهُ عَنْهَا فَقَالَ إِنَّهَا أُخْتِي فَلَمَّا رَجَعَ إِلَيْهَا قَالَ إِنَّ هَذَا سَأَلَنِي عَنْكِ فَأَنْبَأْتُهُ أَنَّكِ أُخْتِي وَإِنَّهُ لَيْسَ الْيَوْمَ مُسْلِمٌ غَيْرِي وَغَيْرُكِ وَإِنَّكِ أُخْتِي فِي كِتَابِ اللَّهِ فَلَا تُكَذِّبِينِي عِنْدَهُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو دَاوُد رَوَى هَذَا الْخَبَرَ شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ رواه ابوداود ٢٢١٢ Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Muhammad dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam tidak berdusta sasama sekali kecuali tiga hal, dua hal mengenai Dzat Allah ta'ala, perkataannya; sesungguhnya aku sedang sakit to'un, dan perkataannya; bahkan n yang menghancurkannya adalah berhala yang besar diantara mereka, dan ketika ia berjalan di Negeri yang dipimpin oleh raja yang otoriter ketika ia singgah di suatu tempat kemudian ia dihadapkan (dilaporkan) kepada raja yang otoriter tersebut dan dikatakan kepada raja tersebut; sesungguhnya telah singgah di sini seorang laki-laki bersama seorang wanita yang paling cantik. Beliau (nabi muhammad) bersabda: "Kemudian raja tersebut mengirim utusan kepadanya dan bertanya mengenai wanita tersebut. Lalu Ibrahim berkata; sesungguhnya ia adalah saudariku. Kemudian tatkala Ibrahim kembali kepada isterinya ia berkata; sesungguhnya penguasa ini bertanya kepadaku mengenai dirimu, kemudian aku beritahukan kepada mereka bahwa engkau adalah saudariku. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada seorang muslim pun kecuali aku dan engkau, dan engkau adalah saudariku dalam kitab Allah (agama Alloh) , maka janganlah engkau mendustakan aku di hadapannya!" -kamu juga harus mengaku bahwa kamu adikku. kemudian Muhammad bin Al Mutsanna menyebutkan hadits tersebut. Abu Daud berkata; khabar ini diriwayatkan oleh Syu'aib bin Abu Hamzah dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu. Karena kalau nabi ibrohim ngaku itu adalah istrinya maka akan dibunuh oleh raja tersebut.. في الولي Penjelasan tentang wali حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ مَوَالِيهَا فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِنْ دَخَلَ بِهَا فَالْمَهْرُ لَهَا بِمَا أَصَابَ مِنْهَا فَإِنْ تَشَاجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ درواه ابوداود Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir, telah mengabarkan kepada kami Sufyan, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, dari Sulaiman bin Musa dari Az Zuhri dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap wanita yang menikah tanpa seizin walinya, maka pernikahannya adalah batal." Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Apabila ia telah mencampurinya (menjimak) maka maskawinnya milik perempuan karena apa-apa yang ia peroleh darinya, kemudian apabila mereka berselisih maka sulthon adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali. Jadi sulthon bisa jadi wali yang mewakili atau mengganti

Selasa, 01 Januari 2019

CATATAN MUSAFIR JAGAD


CATATAN MUSAFIR JAGAD Bismillah, Wahai Para Musafir Dunia, Dengan izin Alloh hari terus berlalu tanpa terasa telah mendekati tahun 2019, dan akan meninggalkan tahun 2018. Lihatlah dunia ini dengan mata hatimu. Berbagai bencana dan musibah banyak terjadi di tahun 2018, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, sunami, puting beliung, dll. Alam dengan izin Alloh seolah-olah ‘berbicara’ dengan bahasanya masing2. Tidak sedikit nyawa manusia menjadi korban dan tidak sedikit juga harta benda lenyap seketika dan rusak ditelan dahsyatnya bencana dan musibah tersebut. Apa arti dari semua ini Lur ??? Telah terjadi kerusakan di dunia ini, baik itu di darat, di laut, dan di udara. Disebabkan kezholiman yg dilakukan oleh manusia guna memenuhi syahwat duniawinya. Dan juga telah terjadi musibah dalam agama, kerusakan moral dan budi pekerti (akhlak) manusia di semua tingkatan umur, strata dan status sosial. Kemaksiatan semakin merajalela terjadi dimana-mana. Semua peringatan dan teguran Alloh lewat musibah dan bencana alam itu terjadi akibat dari ulah manusia itu sendiri, bukan karena Alloh berbuat zholim pada hamba2-Nya. Kita sbg hamba-Nya yg beriman, seharusnya bisa mengambil hikmah dari semua peristiwa itu, agar berpikir, mawas diri, dan kembali kepada kebenaran yg haqiqi dan meninggalkan kezoliman2. Hendaknya setiap orang yg berakal (beriman) segera melakukan muhasabah dan introspeksi diri. Renungkan dan perhatikanlah apa yg telah dilakukan di tahun 2018 yg akan berlalu ini. Apabila engkau telah lalai dan kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan dan menetapi kewajibanmu sebagai hamba Alloh yaitu ibadah pada Alloh sesuai dengan tuntunan dan syariat-Nya (QHJ), maka segeralah bertobat kepada–Nya dengan tobat nasuha. Segeralah berbenah diri dengan berusaha mengejar dan mendapatkan sesuatu yg tersia-siakan ditahun 2018. Apabila ternyata engkau di tahun 2018 selalu berbuat zolim dan maksiat, segeralah dengan izin Alloh meninggalkannya dan merubahnya menjadi lebih baik sebelum datang maut menjemputmu. Dan apabila engkau termasuk orang2 yg dianugerahi dan dirohmati Alloh bisa istiqomah dalam menetapi kewajiban ibadah pada Alloh sesuai pedoman keimanan QHJ, hendaknya teruslah berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amalan sholih-mu. Selimutilah dirimu dengan keislaman, keimanan dan ketaqwaan yg lebih baik lagi. Berjalanlah engkau didunia ini dengan zuhud, tawadhu’, wara’ dan bijak. Letakkan dunia ditanganmu jangan masukkan kedalam hatimu. Perbanyaklah bersyukur pada Alloh dengan memuji-Nya, dan wujudkan syukurmu dengan menertibkan ibadah wajib dan melaksanakan sunnah Rasul-Nya dengan sakpol kemampuanmu. Dan hendaklah perbanyak do’a dan tawakal pada Alloh, mohon keteguhan iman agar bisa menggapai khusnul khotimah ketika ajalmu tiba. Fahamilah dan ambil hikmahnya dari bbrp dalil QH dibawah ini. Alloh Ta’ala berfirman : يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِّأُوْلِي الْأَبْصَارِ "Alloh mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat pelajaran yg besar bagi orang2 yg mempunyai penglihatan." (QS. an-Nur 44). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19) لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (20) “Wahai orang2 iman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yg telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Alloh, ssg nya Alloh Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang2 yg lupa kepada Alloh, lalu Alloh menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang2 yg fasik. Tidaklah sama penghuni2 neraka dengan penghuni2 surga, penghuni2 surga itulah orang-orang yg beruntung.” (QS. Al-Hasyr 18 – 20). Nabi SAW ketika menasihati seorang sahabat, beliau bersabda : اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ “Mengaislah kebaikan engkau pada 5 keadaan sebelum datang 5 keadaan : (1) pada masa mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) pada masa sehatmu sebelum datang sakitmu, (3) pada masa cukupmu sebelum datang kefakiranmu, (4) pada kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu, dan (5) pada hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Hakim 7846, shohih). Rasulullah SAW bersabda : كلّ الناسِ يغدو؛ فبائعٌ نَفسَه فمُعتِقها أو موبِقها “Setiap hari, semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya. Ada yg membebaskan dirinya dan ada pula yg mencelakakannya.” (HR. Muslim). Rasulullah SAW bersabda : ”Tidak akan datang suatu tahun, kecuali tahun sesudahnya akan lebih jelek (agamanya dan budi pekertinya) dari tahun sebelumnya”. (HR. Bukhori). Semoga Alloh paring untuk kita semua anugrah, rohmat, hikmah, manfaat, afiyat, pertolongan, hidayah taufik QHJ, sukses dunia akhirot, budi pekerti yg luhur, khusnul khotimah, dan aman selamat lancar barokah, aamiiin… Alhamdulillah jazakumullohu khoiro, mohon maaf jika ada kesalahan dan hal2 yg kurang berkenan dari saya.

KERUSAKAN AKHIR ZAMAN


"Kerusakan akhir zaman" Kemajuan teknologi dan informasi saat ini memberi aspek positif dalam masyarakat. Di era modern saat ini tentu kemajuan teknologi informasi sangat signifikan memberi kontribusi kepada dunia. Inovasi-inovasi baru dan ide-ide brilian yang sebelumnya belum pernah ada dapat direalisasikan. teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia. Di banyak belahan masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi, pangan, dan aspek lainnya dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi informasi makin tahun makin berkembang karena tujuan dari teknologi itu sendiri pada dasarnya yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia tanpa merusak lingkungan alam sekitar. Namun disisi lain, bak sebuah pedang yang memiliki dua sisi berlainan, teknologi pun dihadapkan pada permasalahan kemerosotan moral dan kerusakan akhir zaman. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas lebih lanjut kerusakan akhir zaman dan tanda-tanda kerusakan akhir zaman sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran, ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻻ ﺗُﺼِﻴﺒَﻦَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻇَﻠَﻤُﻮﺍ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺧَﺎﺻَّﺔً ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺷَﺪِﻳﺪُ ﺍﻟْﻌِﻘَﺎﺏِ ( ٢٥ ) “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.” (Q.S Al-Anfal:25) Ayat ini merupakan peringatan yang begitu serius kepada kaum Mukminin agar jangan sekali-kali meninggalkan keta’atan kepada Allah dan Rasul-Nya, meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang mengakibatkan kejahatan semakin menyebar dan kerusakan merajalela, dalam sebuah hadits yang diriwayat oleh Bukhori, Rasulullah S.A.W bersabda bahwa beliau sedang berada ditelaga Kautsar dan sedang menunggu-nunggu orang yang akan mendatangi Beliau. Namun ketika ada orang yang mendatangani Rasulullah dari arah belakangnya, orang itu ditangkap dan dijauhkan dari Nabi. Sehingga Rasulullah S.A.W berteriak “Itu umatku, itu umatku!”. Tiba-tiba ada suara menjawab; “Kamu tidak tahu! Mereka berjalan dengan melakukan bid’ah, maksiyat, dan dosa besar”. Orang yang berbuat fitnah (kerusakan) tidak termasuk golongan yang mendapat syafaat dari Nabi. Rasulullah pernah menyampaikan kepada umatnya bahwa tahun demi tahun akan semakin rusak, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dibawah ini: ﻋَﻦْ ﺍﻟﺰُّﺑَﻴْﺮِ ﺑْﻦِ ﻋَﺪِﻱٍّ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺗَﻴْﻨَﺎ ﺃَﻧَﺲَ ﺑْﻦَ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻓَﺸَﻜَﻮْﻧَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻧَﻠْﻘَﻰ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﺠَّﺎﺝِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﺻْﺒِﺮُﻭﺍ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺯَﻣَﺎﻥٌ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﺷَﺮٌّ ﻣِﻨْﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻠْﻘَﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻪُ ﻣِﻦْ ﻧَﺒِﻴِّﻜُﻢْ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ dari Zubair bin ‘Adi mengatakan, pernah kami mendatangi Anas bin Malik, kemudian kami mengutarakan kepadanya keluh kesah kami tentang ulah Al-Hajjaj (Panglima yang kejam di zaman itu). Maka dia menjawab; ‘Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalani suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadit ini dari Nabi kalian Shallallahu’alaihiwasallam.’ Lalu apakah kerusakan yang akan terjadi di akhir zaman nanti? Apakah ada tanda-tanda kerusakan zaman yang dimaksudkan Rasulullah S.A.W? Berikut ini adalah hadits-hadits yang berhubungan dengan tanda-tanda kerusakan akhir zaman. ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻟَﺎ ﺃُﺣَﺪِّﺛُﻜُﻢْ ﺣَﺪِﻳﺜًﺎ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻪُ ﻣِﻦْ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﺎ ﻳُﺤَﺪِّﺛُﻜُﻢْ ﺃَﺣَﺪٌ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﺳَﻤِﻌَﻪُ ﻣِﻨْﻪُ ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﺃَﺷْﺮَﺍﻁِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔِ ﺃَﻥْ ﻳُﺮْﻓَﻊَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢُ ﻭَﻳَﻈْﻬَﺮَ ﺍﻟْﺠَﻬْﻞُ ﻭَﻳَﻔْﺸُﻮَ ﺍﻟﺰِّﻧَﺎ ﻭَﻳُﺸْﺮَﺏَ ﺍﻟْﺨَﻤْﺮُ ﻭَﻳَﺬْﻫَﺐَ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝُ ﻭَﺗَﺒْﻘَﻰ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟِﺨَﻤْﺴِﻴﻦَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻗَﻴِّﻢٌ dari Anas bin Malik dia berkata; “Ketahuilah, saya akan memberitahukan kepada kalian suatu hadits yang pernah saya dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak akan ada seorang pun yang menceritakan kembali kepada kalian sepeninggal saya kelak. Beliau telah bersabda: ‘Di antara tanda-tanda kiamat adalah hilangnya ilmu (keIslaman), maraknya kebodohan, merajalelanya perzinaan, banyaknya orang yang meminum minuman keras, berkurangnya populasi kaum pria dan bertambahnya kaum wanita, hingga akhirnya seorang pria akan menjadi penanggungjawab bagi lima puluh orang wanita.’” (HR. Muslim) ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺳَﻌِﻴﺪٍ ﺍﻟْﺨُﺪْﺭِﻱِّ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣُﻠْﻮَﺓٌ ﺧَﻀِﺮَﺓٌ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣُﺴْﺘَﺨْﻠِﻔُﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻓَﻴَﻨْﻈُﺮُ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀَ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﻭَّﻝَ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis. Dan sesungguhnya Allah telah menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu). Karena itu takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Israil adalah wanita.” (HR. Muslim) ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺯَﻣَﺎﻥٌ ﻟَﺎ ﻳُﺒَﺎﻟِﻲ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻣَﺎ ﺃَﺧَﺬَ ﻣِﻨْﻪُ ﺃَﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻠَﺎﻝِ ﺃَﻡْ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang suatu zaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya apakah dari barang halal ataukah haram”. (HR. Bukhari) ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻴَﺄْﺗِﻴَﻦَّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺯَﻣَﺎﻥٌ ﻳَﻄُﻮﻑُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓِﻴﻪِ ﺑِﺎﻟﺼَّﺪَﻗَﺔِ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ ﺛُﻢَّ ﻟَﺎ ﻳَﺠِﺪُ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻳَﺄْﺧُﺬُﻫَﺎ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻳُﺮَﻯ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟْﻮَﺍﺣِﺪُ ﻳَﺘْﺒَﻌُﻪُ ﺃَﺭْﺑَﻌُﻮﻥَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻳَﻠُﺬْﻥَ ﺑِﻪِ ﻣِﻦْ ﻗِﻠَّﺔِ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻭَﻛَﺜْﺮَﺓِ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ dari Abu Musa radliallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Pasti akan datang pada manusia suatu zaman yang ketika seseorang berkeliling membawa shadaqah emas, lalu ia tidak mendapati seseorang yang mau menerimanya lagi. Lalu akan terlihat satu orang laki-laki akan diikuti oleh empat puluh orang wanita, yang mereka mencari kepuasan dengannya karena sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya wanita.” (HR. Bukhari) ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﺎﺩِﺭُﻭﺍ ﺑِﺎﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝِ ﻓِﺘَﻨًﺎ ﻛَﻘِﻄَﻊِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﺍﻟْﻤُﻈْﻠِﻢِ ﻳُﺼْﺒِﺢُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣُﺆْﻣِﻨًﺎ ﻭَﻳُﻤْﺴِﻲ ﻛَﺎﻓِﺮًﺍ ﻭَﻳُﻤْﺴِﻲ ﻣُﺆْﻣِﻨًﺎ ﻭَﻳُﺼْﺒِﺢُ ﻛَﺎﻓِﺮًﺍ ﻳَﺒِﻴﻊُ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻪُ ﺑِﻌَﺮَﺽٍ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﻋِﻴﺴَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺣَﺪِﻳﺚٌ ﺣَﺴَﻦٌ ﺻَﺤِﻴﺢٌ Dari Abu Huraiah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Segeralah melakukan berbagai amal sebelum datangnya berbagai fitnah seperti bagian malam gelap, di pagi hari seseorang beriman dan di sore hari menjadi kafir, sore hari beriman dan di pagi hari menjadi kafir, salah seorang dari mereka menjual agamanya dengan barang dunia.” Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. (HR. Tirmidzi) ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺍﻟﺪِّﻣَﺸْﻘِﻲُّ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺑِﺸْﺮُ ﺑْﻦُ ﺑَﻜْﺮٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﺑْﻦُ ﺟَﺎﺑِﺮٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺃَﺑُﻮ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡِ ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻮﺷِﻚُ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢُ ﺃَﻥْ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﺍﻟْﺄَﻛَﻠَﺔُ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﺼْﻌَﺘِﻬَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﻭَﻣِﻦْ ﻗِﻠَّﺔٍ ﻧَﺤْﻦُ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻞْ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻛَﺜِﻴﺮٌ ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻜُﻢْ ﻏُﺜَﺎﺀٌ ﻛَﻐُﺜَﺎﺀِ ﺍﻟﺴَّﻴْﻞِ ﻭَﻟَﻴَﻨْﺰَﻋَﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻦْ ﺻُﺪُﻭﺭِ ﻋَﺪُﻭِّﻛُﻢْ ﺍﻟْﻤَﻬَﺎﺑَﺔَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻴَﻘْﺬِﻓَﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﺍﻟْﻮَﻫْﻦَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﻮَﻫْﻦُ ﻗَﺎﻝَ ﺣُﺐُّ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻛَﺮَﺍﻫِﻴَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Ibrahim bin Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Jabir berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Abdus Salam dari Tsauban ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk.” Seorang laki-laki berkata, “Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?” beliau menjawab: “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buihnya lautan. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn.” Seseorang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?” beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud) Agar kita umat islam tetap memiliki pegangan kuat ditengah gencarnya serangan kesesatan dan kebodohan terhadap keyakinan agama islam berdasar Al-Quran dan Al-Hadist maka satu-satunya umat islam supaya berpegang teguh pada tali (agama) Allah dengan berjamaah, firman Allah menjelaskan : ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻻَ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮْﺍ “Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” (Q.S Ali- Imran:103) Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Ayat ini mengandung perintah untuk berpegang teguh dengan Al-Qur’an, berjamaah serta menggalang persatuan dan bersatu, serta larangan untuk bercerai-berai.”